Rabu, 19 Februari 2020
Proses pembentukan tanah
Ipa kelas 9, Rabu 19 Februari 2020
Organisme tanah berdasarkan perananya
Organisme atau mahluk hidup di dalam tanah baik fauna ataupun flora sangat beragam di dalam tanah, semua organisme ini memiliki perananya masing masing seperti penguraiaan bahan organic atau decomposer, pengikat bahan organic, namun tidaklah semua organisme tanah tersebut memiliki peran yang baik bagi tanaman, namun beberapa organisme tanah dari klompok spesies tertentu bahkan mengakibatkan kerugian bagi tanaman, berdasarkan perananya bagi tanaman organisme tanah dapat di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
a. Organisme yang menguntungkan
Organisme tanah dalam kelompok ini adalah organisme tanah yang berperan baik bagi tumbuhan yang dimana perananya sangat besar baik dalam pertumbuhan tanaman, ataupun kesuburan tanah, contohnya seperti organisme pelarut phospat seperti pseudomonas dan fungi pelarut fosfat, bakteri pemfiksasi nitrogen seperti Rhizobium,Azosphirillium, Azotobakter dll
b. Organisme yang merugikan bagi tanaman,
Organisme yang termasuk kelompok ini di dalam tanah adalah sangat merugikan dimana keberadaanya sendiri di dalam tanah menyebabkan kerugian misalnya menjadi pathogen bagi tanaman yang akhirnya menimbulkan berbagai penyakit bagi tanaman, dan dampak terburuknya adalah dapat membunuh tanaman itu sendiri, sebagai contohnya adalah fungi yang meenyebabkan penyakit akar putih pada tanaman karet.
c. Organisme tanah yang tidak menguntungkan dan tidak merugikan
organisme tanah kelompok ini keberadaanya di dalam tanah tidaklah memberikan dampak apa apa bagi tanah dan tanaman, tidak juga merugikan dan tidak juga menguntungkan
Factor yang mempengaruhi Keragaman organisme di dalam tanah
Keragaman organisme di dalam tanah sangat di pengaruhi oleh dua factor yaitu factor abiotic yang termasuk di dalamnya adalah kondisi iklim dan kondsi tanah (BIS,2010) dan kondisi biotik yang termasuk di dalamnya adalah vegetasi menurut Breur (2004) bahwa penggunaan lahan atau sisem penggolahan lahan yang di pakai oleh petani merupakan factor yang bisa di katakana bentuk interfensi manusia terhadap keragaman fungsional di dalam tanah, dapat di simpulkan keberadaan manusia dalam pengolahan lahan memiliki peranan yang sangat besar terhadap keragamaan organisme yang terdapat di dalam tanah, berikut ini beberapa factor yang mempengaruhi keberadaan atau keragaman organisme dalam tanah:
1. Kondisi iklim
Faktor iklim terutama suhu dan kelembaban tanah (dipengaruhi oleh curah hujan) sangat menentukan keragaman fungsional organisme tanah. Secara keseluruhan iklim akan mempengaruhi fisiologi organisme tanah, misalnya aktivitas dan pertumbuhan mereka akan meningkat ketika suhu dan kelembaban tanah meningkat (BIS, 2010). Karena kondisi iklim di muka bumi berbeda pada daerah yang memiliki perbedaan letak lintang atau pada daerah lintang yang sama tetapi pada musim yang berbeda maka akan memiliki keragaman fungsional yang berbeda pula. Sehingga keragaman fungsional berbeda menurut tempat (spasial) dan waktu (temporal)
2. Kondisi Tanah
Tekstur, struktur, salinitas dan kemasaman tanah serta kandungan unsur hara sangat mempengaruhi keragaman fungsional tanah (BIS, 2010). Pada tanah bertekstur lempung dan liat sedang akan cocok untuk pertumbuhan cacing dan organisme tanah. Sebaliknya pada tanah bertekstur pasir yang memiliki kapasitas menahan air rendah tidak cocok untuk pertumbuhan organisme tanah. Kadar garam (salinitas) tanah yang lebih tinggi pada bagian dekat permukaan tanah akan menyebabkan “stress” pada organisme tanah. Namun demikian tingkat sesitivitas terhadap kadar garam berbeda-beda diantara spesies yang berbeda. Perubahan pH tanah dapat mengganggu ketersediaan nutrisi dan metabolisme (dapat mengganggu kerja ensim) yang dapat mengakibatkan kematian bagi organisme tanah.
3. Kondisi Vegetasi dan Populasi Oranisme Tanah
Organisme tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan organisme lain yang hidup di atas tanah dan sebaliknya. Tanaman dapat mempengaruhi secara kuat aktivitas dan komposisi komunitas mikroorganisme rizosfir (Rodriguez-Lionaz ,2008). Sebaliknya, pertumbuhan tanaman dapat dibatasi atau dipacu oleh keberadaan mikroorganisme tanah. Tumbuhan menentukan komposisi, kemelimpahan dan aktivitas pengendali biologi (biological regular ) dan perekayasa ekosistem ( ecosystem engineers), sedangkan keragaman fungsional menentukan produktivitas dan komposisi vegetasi di atasnya.
1. Pola Pengolahan Lahan
Lahan yang menjadi padang rumput memiliki keragaman fungsional yang paling tinggi. Hal ini karena padang rumput yang didominasi oleh tumbuhan berdaur pendek dengan jarak tumbuh yang rapat terjadinya pengembalian bahan organik ke dalam tanah melalui produksi eksudar akar dan tumbuhan yang mati berlangsung secara cepat. Pada ekosistem hutan yang klimaks keragaman fungsional lebih rendah karena cahaya matahari tidak dapat menembus lantai hutan yang rapat. Pada lahan pertanian dan hutan tanaman keragaman fungsional juga rendah karena keragaman vegetasinya sangat rendah (monokultur). Disamping itu, pengelolaan yang dilakukan secara intensifikasi dengan melalui pemupukan, aplikasi pestisida dan pengolahan lahan dengan alat berat dapat mengganggu keragaman fungsional dalam tanah.
Namun demikian, Zhangfeng . (2007) berpendapat bahwa tidak semua pengelolaan lahan berdampak negatif terhadap keragaman fungsional tanah. Penggunaan mulsa, penambahan kompos dan rotasi tanaman merupakan praktek pengelolaan lahan yang dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan air tanah dan rosot karbon. Rodriguez-Loinas . (2008) menyatakan bahwa salah satu konsekuensi yang diakibatkan dari perubahan pola penggunaan lahan dari ekosistem hutan atau padang rumput menjadi lahan pertanian modern adalah menurunnya keragaman fungsional tanah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa populasi cacing tanah dan keragaman organisme pemakan patogen akar menurun secara drastis.
Penggunaan bahan kimia, pengolahan tanah ekstensif dan penanaman jenis monokultur telah merusak jejaring interaksi komunitas antara hama dengan musuh alaminya sehingga akan memacu terjadinya ledakan hama dan penyakit. Selain itu, penggunaan mesin dalam pengolahan lahan akan menurunkan keragaman kelompok perekayasa kimia tanah sehingga dapat mengganggu proses-proses tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Hilangnya ekosistem hutan menurut Rodriguez-Loinas . (2008) berdampak langsung terhadap populasi fauna tanah seperti rayap, cacing tanah, semut dan larva serangga, karena kelompok ini sangat tergantung pada serasah yang dihasilkan oleh pohon.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar