Jumat, 28 Februari 2020
Sifat tanah
Ipa kelas 9, jum’at 28 Februari 2020
Fisika Tanah
Fisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi energi dalam tanah.
Tujuan Fisika tanah dapat dilihat dari 2 sisi:
Dalam satu sisi, tujuan kajian fisika tanah adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme pengaturan perilaku (fisika dan kimiawi) tanah, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses saling hubungan dalam pertukaran energi di dalam tanah, serta siklus air dan material yang dapat diangkutnya.
Pada sisi lainnya, pemahaman fisika tanah dapat digunakan sebagai asas untuk manajemen sumberdaya tanah dan air, termasuk kegiatan irigasi, drainasi, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah dan konstruksi.
Oleh karena itu fisika tanah dapat dipandang sebagai ilmu dasar sekaligus terapan dengan melibatkan berbagai cabang ilmu yang lain termasuk ilmu tanah, hidrologi, klimatolologi, ekologi, geologi, sedimentologi, botani dan agronomi.
Fisika tanah juga erat kaitannya dengan mekanika tanah, dinamika tanah dan teknik sipil.
Area penelitian fisika tanah dapat mencakup:
Pengukuran dan kuantifikasi sifat fisik tanah di lapangan
Transportasi materi dan energi (berupa air, udara, panas) di dalam tanah
Manajemen air untuk irigasi
b. Kimia Tanah
Kimia tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat kimia tanah.
Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :
Derajat Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na.
Biologi Tanah
Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa biologi yang terjadi dalam tanah, menyangkut kehidupan biota tanah dan peranannya dalam penguraian serta menjaga kesuburan tanah.
Biota tanah adalah sekumpulan mahluk hidup yang menjadikan tanah sebagai lingkungan ekologis tempat melangsungkan kehidupannya.
Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain :
Total Mikroorganisme Tanah
menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.
Kamis, 27 Februari 2020
Tingkat kesuburan tanah
Ipa kelas 9, Kamis 27 Februari 2020
Tanah merupakan komponen utama dan penting bagi daya dukung suatu kemampuan lahan terhadap pemanfaatannya oleh manusia. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur) geografitanah.blogspot.com/p/pengertian-tanah.html
Berdasarkan tingkat kesuburannya, tanah dibedakan menjadi 3 macam atau jenis yakni dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut : (1. )Tanah Subur yang terdiri atas tanah vulkanik, podzolik dan aluvial. Jenis tanah subur ini terdapat di wilayah pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Kalimantan; (2.) Tanah Kurang Subur terdiri atas pasir, tanah gambut dan tanah kapur. Jenis tanah kurang subur ini terdapat di wilayah pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi; (3.) Tanah Tidak Subur adalah jenis tanah yang tandus, karena mengalami proses pencucian oleh air hujan. Contoh jenis tanah tidak subur adalah seperti tanah laterit. Jenis tanah tidak subur ini terdapat di wilayah pulau Jawa bagian barat dan bagian selatan, serta pulau Kalimantan bagian barat.
Sifat-sifat tanah :
(1.) Ketebalan lapisan tanah (solum tanah);
(2.) Tekstur tanah;
(3.) Permeabilitas tanah;
(4.)Drainase tanah;
(5.) Kandungan bahan dasar tanah;
Kesuburan Tanah merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana tanah mampu mendukung pertumbuhan tanman dengan berbagai komponen di dalamnya seperti kimia, biologi dan fisika. Humus merupakan tanah yang sabar terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropos. Humus dikenal sebagai sisa-sia tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman (wikipedia). Secara umum banyak yang menduga kesuburan tanah sama dengan kesehatan tanah, pada dasarnya berbeda, karena kesehatan tanah lebih diartikan sebagai kondisi tanah yang mendukung dan menjamin tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa adanya gangguan berbagai aspek. Kesuburan Tanah ditandai dengan :
(1.)Kadar pH netral dimana kondisi tanah yang baik harus memiliki kadar pH yang netral atau normal berkisar antara 6 sampai 8 dan pada kondisi terbaik pH 6.5 sampai 7.5 hal ini akan berdampak pada ketersediaannya berbagai unsur di dalam tanah supaya seimbang. Apabila tanah terlalu asam (pH 8) makan perlu pemberian sulfur atau belerang yang terdapat pada pupuk ZA. Pada kondisi tanah dengan pH netral maka tumbuhan akan lebih mudah menyerap unsur hara dan menjaga keseimbangan mikroorganisme yang terdapat dalam tanah;
(2.)Memiliki tekstur lempung yang berfungsi untuk mengikat berbagai mineral sehingga tidak mudah terbawa oleh air. Sehingga tanah yang subur seharusnya bertekstur lempung namun tingkat tekstur lempung jangan terlalu tinggi karena akan berakibat menggenangnya air yang akan merusak perakaran. Selain itu juga kadar tanah harus memiliki kandungan pasir yang mencukupi guna untuk proses drainase dan proses penyerapan ari dalam tanah;
3.)Cocok untuk berbagai tanaman, kondisi untuk mendeteksi tanah subur atau tidak secara mudah dapat dilihat secara langsung dari vegetasi tanaman di atas tanah tersebut. Tanah yang subur akan mudah untuk ditanami berbagai jenis tanaman normal. Semakin banyak jenis tanaman yang tumbuh maka mengindikasi tanah semakin subur;
(4.)Warna tanah cokelat kehitaman, untuk melihat tanah subur atau tidak secara cepat dapat dilihat dari warna tanah namun ini bukan patokan utama untuk mengatakan tanah subur atauh tidak. Tanah yang subur memiliki warna yang khas yaitu cokelat kehitaman, karena kandungan unsur hara yang lengkap di dalamnya;
(5.)Mengandung unsur mineral, dimana tanah yang subur memiliki kandungan mineral yang lengkap, mineral yang lengkap digunakan untuk bahan baku makanan bagi tanaman. Unsur mineral seperti boron, klorin, kobalt, besi, mangan, magnesium, molibdenum, zink dan sulfur. Untuk menguji unsur mineral yang terdapat dalam tanah dapat di uji di Laboratorium dengan membawa sampel tanahnya.
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, yang menduduki sebagian besar permukaan planet bumi selain air, yang mampu menumbuhkan berbagai jenis tanaman guna menghidupi mahluk hidup lainnya yang membentuk ekosistem, dan sekaligus tempat manusia mendirikan rumah, bertani dan aktifitas lain sebagainya, maka sudah seharusnya kita tetap menjaga kesuburan tanah, dan tetap memperhatikan kesuburan tanah sebelum kita bercocok tanam di atas tanah.
Rabu, 26 Februari 2020
Manfaat Humus
Ipa kelas 9, Rabu 26 Februari 2020
Manfaat Humus untuk Tanaman dan Kesuburannya
Kita sering sekali mendengar istilah humus sejak kelas SD. Diterangkan bahwa tanah humus sanagt baik untuk kesuburan tanaman. Sekarang sudah tahukah anda apa itu definisi humus dan apa juga manfaat humus untuk tanaman? Humus adalah tanah yang sangat subur yang terbuat dari pelapukan sisa tanaman seperti dedaunan, kayu akar dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan bahwa humus juga bisa terbentuk oleh jasad hewan yang sudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Humus Mengikat Unsur Hara Makro dan Mikro dalam Tanah
Pemberian pupuk pada lahan tanam memang sangat baik untuk menambah kandungan unsur hara makro dan mikro. Namun semua itu akan menjadi tidak efektif apabila unsur hara tersebut sampai banyak menguap atau hanyut tergerus air hujan. Ini bisa terjadi pada tanah yang kekurangan humus sehingga daya rekat tanah untuk menjaga unsur haranya menjadi sangat lemah. Walhasil unsur hara tersebut akan mudah hilang. Baca juga Cara Menanam Kacang Tanah
Pupuk Bagi Tanaman
Humus juga berperan sebagai pupuk bagi tanaman karena didalam tanah humus sendiri banyak kandungan unsur hara dan asam amino yang akan bermanfaat untuk diserap akar tanaman guna menunjang pertumbuhan derta mengaktifkan berbagai enzim dalam tubuh tanaman tersebut. Baca juga Cara Menanam Cabe Merah di Tanah Gambut
Humus Menjadi Sumber Energi Bagi Mikroorganisme Baik dalam Tanah
Kita mengenal beberapa jenis bakteri dan jamur baik yang bersimbiosis dengan akar tanaman dan membantu menguraikan pupuk organik dalam tanah. Mikroorganisme baik tersebut membutuhkan makanan berupa Karbon Organik sebagai sumber energinya. Dalam tanah humus terkandung banyak C organik yang akan menjadi makanan bagi mikroba penyubur tanah tersebut. Dengan demikian pupuk akan lebih mudah terurai. Baca juga Cara Membuat Pestisida Alami
Humus Menjaga Kandungan Air dalam Tanah
Keberadaan tanah humus akan menjadikan air mudah meresap masuk kedalam tanah. Selain itu humus juga akan mengikat molekul air sehingga kandungan air tanah lebih terjaga dan tidak mudah menguap. Namun dalam dunia budidaya tentu saja ini harus didukung dengan adanya plastik mulsa untuk menghindari paparan sinar matahari langsung pada tanah bedengan. Baca juga Cara Membuat Pupuk PGPR
5. Humus Mengikat dan Mempercepat Penghancuran Senyawa Toksik dalam Tanah
Di dalam tanah terdapat beberapa senyawa toksik yang juga dihasilkan dari sisa penguraian, reaksi campuran pupuk kimia, sisa pestisida kimia dll yang semuanya dapat memebentuk senyaa toksik (racun) yang berbahaya bagi tanaman. Dengan adanya humus, senyawa toksik tersebut diikat sehingga tidak mudah menyebar sekaligus humus akan mempercepat penghancuran senyawa toksik sehingga tidak membahayakan lagi. Baca juga Cara Membuat POC (Pupuk Organik Cair)
6. Humus Menahan Pupuk Anorganik Larut Air
Beberapa pupuk kimia seperti nitrogen, Kalium dan Mangan sanagt mudah larut dalam air. Meski sanagt menguntungkan untuk diserap tanaman, namun hal ini juga memiliki sisi kekurangan yaitu saat dilakuakan pengairan atau terjadi hujan, maka pupuk larut air tadi akan mudah terlarut dan terbawa air keluar dari tanah. Dengan adanya humus maka pupuk tersebut akan diikat dan ditahan tetap dalam tanah meskipun tersiram banyak air.
Selasa, 25 Februari 2020
Humus
Ipa kelas 9, Selasa 25 Februari 2020
Tanah humus merupakan salah satu jenis tanah subur yang terbentuk dari proses pembusukan organisme seperti tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu tertentu.
Lebih spesifiknya, tanah humus biasanya mengandung kotoran hewan, daun yang lapuk dan sebagainya. Jadi tak heran, jika kita bisa ditemukan dengan mudah menemukan tanah ini di daerah hutan khususnya hutan tropis.
Kalau secara kimia, sederhananya humus merupakan suatu kompleks organik yang mengandung fenol, asam karboksilat dan alifatik hidroksida dalam jumlah yang banyak.
Proses terbentuknya tanah humus disebut humifikasi, dan ini dapat terjadi secara alamiah maupun buatan.
Kalau proses alamiah, berupa proses pengomposan yang terjadi dengan sendirinya serta didukung oleh bahan organik dan kondisi lingkungan, dalam hal ini misalnya saja daun yang jatuh ke tanah lalu akhirnya membusuk karena karena ada mikroorganisme yang bisa mengubah bahan organik serta membentuk nutrisi.
Agar mikroorganisme tersebut tetap aktif maka diperlukan sirkulasi udara yang baik, suhu yang tepat dan kadar air sekitar 45%.
Sementara proses humifikasi buatan yang dilakukan oleh manusia adalah dengan cara memasukkan tanaman yang busuk ke dalam tanah lalu dicampur dengan kotoran hewan.
Bahan organik ini kemudian terurai dan membentuk partikel bermuatan negatif dan bisa menyerap nutrisi bermuatan positif yang berperan dalam menyuburkan tanah.
Berwarna gelap dan ada di lapisan teratas
Humus biasanya berwarna gelap seperti warna kecokelatan atau kehitaman, dan biasanya ditandai dengan bintik-bintik putih.
Karena berasal dari pelapukan tumbuhan, membuat tanah humus jadi sumber energi bagi mikroorganisme yang berperan dalam membuat warna tanah jadi gelap.
Dan karena terbentuk dari pembusukan ranting dan dedaunan pula, maka tanah ini biasanya sering ditemukan pada bagian lapisan teratas dari tanah
Berdaya serap tinggi
Salah satu sifat tanah humus disebut koloidal dan amorfous, sifat yang juga dimiliki oleh tanah liat. Namun tentu ada perbedaan di kedua jenis tanah ini.
Karena tanah humus punya daya serap yang lebih tinggi daripada tanah liat.
Dan dari segi tekstur, tanah humus jauh lebih gembur.
Karena tekstur dan daya serap ini lah membuat tanah humus sangat subur dan bagus dalam menyuburkan tanaman
Meningkatkan kandungan hara
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa partikel di dalam tanah humus bisa menarik kandungan positif, yang juga disebut unsur hara dimana contohnya adalah magnesium, kalsium dan kalium. Selain menarik unsur hara, tanah humus juga bisa terus memperbanyak unsur ini di dalam tanah, sehingga membuat tanaman akan tumbuh lebih subur.
Senin, 24 Februari 2020
Komponen Penyusun Tanah
Ipa kelas 9, Senin 24 Februari 2020
Bahan Mineral (45%)
Bahan mineral merupakan komponen penyusun tanah dengan persentase tertinggi, yakni kisaran 45%. Komponen ini terbentuk dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka waktu sangat lama. Batuan yang melapuk pada proses pembentukan tanah akan sangat mempengaruhi jenis tanah yang dihasilkan. Secara umum ada 3 jenis batuan yang dapat melapuk dan berubah menjadi tanah, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan.
2. Bahan Organik (5%)
Komponen penyusun tanah yang selanjutnya adalah bahan organik. Komponen ini berasal dari proses dekomposisi materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan mati. Dekomposisi yang dilakukan oleh dekomposer atau detrivivor mengubah materi organik menjadi senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam tanah. Meskipun tersedia dalam persentase yang sedikit, yakni sekitar 5%, senyawa-senyawa organik tersebut akan sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah, terutama sifat fisik dan kimianya.
3. Air (25%)
Air dan udara merupakan komponen penyusun tanah yang persentasenya bersifat dinamis atau dapat berubah ubah. Air dan udara sama-sama menempati pori tanah. Jika kandungan air tanah tinggi, maka kandungan udara tanah akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Keberadaan air di dalam tanah merupakan akibat kemampuan tanah dalam menyerap air melalui mekanisme kohesi, adhesi, maupun gravitasi. Keberadaan air di dalam tanah dapat dibedakan menjadi :
Kapasitas lapang. Merupakan keadaan di mana tanah cukup lembab yang ditunjukan oleh jumlah air maksimal yang bisa ditahan tanah akibat adanya gaya tarik gravitasi.
Titik layu permanen. Merupakan keadaan di mana akar-akar tanaman mulai tidak sanggup menyerap air tanah karena kandungannya yang sangat sedikit. Karena tanah mencapai titik layu permanen, tanaman biasanya akan mulai layu.
Air tersedia. Merupakan selisih kadar air kapasitas lapang dengan kadar air titik layu permanen.
4. Udara (25%)
Kandungan udara di dalam tanah memungkinkan mikroorganisme tanah dapat hidup dan melakukan metabolisme. Komponen penyusun tanah satu ini menempati sekitar 25% dari volume keseluruhan tanah. Sifat keberadaan udara dalam tanah yang dinamis memungkinkan ia dapat terdorong keluar tanah saat kandungan air tanah meningkat.
Peran bahan organik terhadap tanah
1. Sifat fisik tanah, meliputi :
stimulan terhadap granulasi tanah
memperbaiki struktur tanah menjadi remah
meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil
mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam
menetralisir daya rusak butir-butir hujan
menghambat erosi
mengurangi pelindian (pencucian/leaching)
2. Sifat kimia tanah, meliputi :
meningkatkan ketersediaan hara dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai
menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali tanah lebih besar ketimbang koloid anorganik
meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik
3. Sifat biologi tanah, meliputi :
meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah)
meningkatkan populasi organisme tanah
Jumat, 21 Februari 2020
Pelapukan
Ipa kelas 9, Jum’at 21 Februari 2020
Pelapukan merupakan suatu peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, ataupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang sudah mengalami suatu proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Jika tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral.
Jenis-Jenis Pelapukan
Berdasarkan penyebabnya, proses pelapukan bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yakni sebagai berikut :
1. Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia atau khemis adalah terjadi karena adanya suatu reaksi kimia yang menyebabkan hancurnya batuan. Pelapukan jenis ini bisa terjadi dengan cepat di daerah yang sangat panas atau sangat dingin.
Contoh pelapukan kimia
Peristiwa pelapukan kimia bisa terjadi karena batuan bereaksi dengan bahan kimia tertentu, misalnya pada batuan gamping yang melapuk karena terkena air.
2. Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika atau mekanik merupakan suatu proses hancurnya batuan karena proses fisika pada batuan tersebut. Pelapukan jenis ini biasanya tidak akan mengubah sebuah sifat dasar dan komposisi batuan yang mengalaminya.
Pelapukan fisika biasanya terjadi karena pada temperatur di sekitar batuan selalu berubah-ubah secara cepat. Peristiwa pelapukan fisika bisa terjadi karena batuan mengalami perubahan mekanik.
Contoh pelapukan fisika
Misalnya pada sebuah batu pada siang hari memuai karena panas matahari dan pada malam hari akan mengerut karena udara dingin.
3. Pelapukan Biologi
Pelapukan biologi atau organik merupakan suatu proses hancurnya batuan karena kegiatan makhluk hidup. Pelapukan biologi biasanya disertai oleh pelapukan kimia.
Contoh pelapukan biologi
Misalnya pada batu yang hancur karena ditumbuhi oleh lumut, dan tanaman lain, atau batu yang berlubang karena dilubangi oleh semut.
Banyak batuan terbentuk dalam kondisi tekanan tinggi atau suhu tinggi jauh di dalam bumi sehingga tidak terekspos kepada oksigen dan air.
Jika batuan ini kemudian mengalami penyingkapan pada permukaan bumi, batuan tersebut akan mengalami penurunan tekanan dan terkena oksigen serta air. Oleh karena itu, batuan tersebut akan mengalami efek pelapukan.
Pelapukan adalah dekomposisi atau hancurnya batu pada lokasi awalnya tanpa adanya perpindahan batu tersebut, berbeda dengan erosi yang memindahkan batuan menuju lokasi lain.
Pelapukan adalah awal dari pengikisan bentang alam atau proses denudasional.
Batu akan dihancurkan menjadi pecahan kecil sehingga lebih mudah dipindahkan oleh agen-agen eksogen seperti air, angin, dan es.
Derajat pelapukan dari suatu batuan sangat bergantung kepada faktor fisik lokal, struktur dan komposisi mineral batuan, iklim lokal, vegetasi, serta jangka waktu terjadinya pelapukan.
Kamis, 20 Februari 2020
Pembentukan Tanah
Ipa kelas 9, Kamis 20 Februari 2020
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah. Faktor apa sajakah itu? Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu:
Organisme, Organisme merupakan faktor pembentuk tanah aktif bersama-sama dengan iklim. Peranan organisme sangat luas dalam pembentukan tanah, mulai dari penghancuran batuan melalui aksi akar tanaman tingkat tinggi hingga pembentukan hara oleh mikro organisme tanah. Keberadaan organisme tanah sangat terkait dengan kondisi iklim. Pada umumnya dibawah kondisi iklim yang sesuai unttuk pertumbuhan tanaman tingkat tinggi akan menjamin kehidupan organisme lain bak makro maupun mikro.
Bahan induk, Bahan induk tanah dapat berasal dari batuan induk yang langsung berada di bawahnya (insitusoil parent materials), dapat pula berasal dari batuan induk yang lokasinya jauh dari lokasi keberadaan bahan induk tanah saat ini (transported soil parent materials). Batuan induk dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu : (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan metamorf.
Topografi, Topografi atau sering juga disebut relief, analisir relief yang penting kaitannya dalam pembentukan tanah adalah sudut lereng dan tinggi tempat. Tinggi tempat memengaruhi suhu udara, semakin tinggi suatu tempat maka akan mempunyai suhu yang lebih rendah. Sudut lereng menentukan kesetimbangan antara limpasan permukaan dan infiltrasi. Analisir relief yang juga berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah hadap lereng serta posisi lereng terhadap wilayah sekitar (arrangement). Hadap lereng merupakan faktor penting terutama pada wilayah lintang tinggi, karena menentukan intensitas penyinaran matahari. Posisi lereng pada suatu kawasan berpengaruh terhadap jumlah hujan dan jumlah air yang diterima.
Waktu, Semua proses yang terjadi di permukaan bumi membutuhkan waktu untuk menghasilkan tingkatan pengaruh yang kasat mata. Semakin panjang kurun waktu berlangsungnya sebuah proses maka akibatnya kan semakin jelas terlihat.
Komposisi tanah
Tanah adalah kumpulan benda-benda alam yang berada dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, dan terdiri atas bahan mineral, bahan organik, air, dan juga udara. Perubahan jumlah terhadap salah satu bahan akan memengaruhi jumlah bahan lain. Bahan organik dan juga anorganik ialah komposisi padat, sedangkan udara dan air mengisi pori-pori tanah.
Tanah terdiri dari empat komponen: mineral (45%), bahan organik (5%), air (20-30%), dan udara (20-30%). Di indonesia sendiri terdapat bermacam-macam jenis tanah. Perbedaan jenis tanah di indonesia disebabkan oleh beberapa faktor:
Penyinaran matahari yang berbeda,
Ada tidaknya tumbuhan penutup tanah
Relief, hal ini menyebabkan terdapatnya perbedaan variasi iklim meskipun di daerah yang sama
Curah hujan yang berbeda-beda
Rabu, 19 Februari 2020
Proses pembentukan tanah
Ipa kelas 9, Rabu 19 Februari 2020
Organisme tanah berdasarkan perananya
Organisme atau mahluk hidup di dalam tanah baik fauna ataupun flora sangat beragam di dalam tanah, semua organisme ini memiliki perananya masing masing seperti penguraiaan bahan organic atau decomposer, pengikat bahan organic, namun tidaklah semua organisme tanah tersebut memiliki peran yang baik bagi tanaman, namun beberapa organisme tanah dari klompok spesies tertentu bahkan mengakibatkan kerugian bagi tanaman, berdasarkan perananya bagi tanaman organisme tanah dapat di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
a. Organisme yang menguntungkan
Organisme tanah dalam kelompok ini adalah organisme tanah yang berperan baik bagi tumbuhan yang dimana perananya sangat besar baik dalam pertumbuhan tanaman, ataupun kesuburan tanah, contohnya seperti organisme pelarut phospat seperti pseudomonas dan fungi pelarut fosfat, bakteri pemfiksasi nitrogen seperti Rhizobium,Azosphirillium, Azotobakter dll
b. Organisme yang merugikan bagi tanaman,
Organisme yang termasuk kelompok ini di dalam tanah adalah sangat merugikan dimana keberadaanya sendiri di dalam tanah menyebabkan kerugian misalnya menjadi pathogen bagi tanaman yang akhirnya menimbulkan berbagai penyakit bagi tanaman, dan dampak terburuknya adalah dapat membunuh tanaman itu sendiri, sebagai contohnya adalah fungi yang meenyebabkan penyakit akar putih pada tanaman karet.
c. Organisme tanah yang tidak menguntungkan dan tidak merugikan
organisme tanah kelompok ini keberadaanya di dalam tanah tidaklah memberikan dampak apa apa bagi tanah dan tanaman, tidak juga merugikan dan tidak juga menguntungkan
Factor yang mempengaruhi Keragaman organisme di dalam tanah
Keragaman organisme di dalam tanah sangat di pengaruhi oleh dua factor yaitu factor abiotic yang termasuk di dalamnya adalah kondisi iklim dan kondsi tanah (BIS,2010) dan kondisi biotik yang termasuk di dalamnya adalah vegetasi menurut Breur (2004) bahwa penggunaan lahan atau sisem penggolahan lahan yang di pakai oleh petani merupakan factor yang bisa di katakana bentuk interfensi manusia terhadap keragaman fungsional di dalam tanah, dapat di simpulkan keberadaan manusia dalam pengolahan lahan memiliki peranan yang sangat besar terhadap keragamaan organisme yang terdapat di dalam tanah, berikut ini beberapa factor yang mempengaruhi keberadaan atau keragaman organisme dalam tanah:
1. Kondisi iklim
Faktor iklim terutama suhu dan kelembaban tanah (dipengaruhi oleh curah hujan) sangat menentukan keragaman fungsional organisme tanah. Secara keseluruhan iklim akan mempengaruhi fisiologi organisme tanah, misalnya aktivitas dan pertumbuhan mereka akan meningkat ketika suhu dan kelembaban tanah meningkat (BIS, 2010). Karena kondisi iklim di muka bumi berbeda pada daerah yang memiliki perbedaan letak lintang atau pada daerah lintang yang sama tetapi pada musim yang berbeda maka akan memiliki keragaman fungsional yang berbeda pula. Sehingga keragaman fungsional berbeda menurut tempat (spasial) dan waktu (temporal)
2. Kondisi Tanah
Tekstur, struktur, salinitas dan kemasaman tanah serta kandungan unsur hara sangat mempengaruhi keragaman fungsional tanah (BIS, 2010). Pada tanah bertekstur lempung dan liat sedang akan cocok untuk pertumbuhan cacing dan organisme tanah. Sebaliknya pada tanah bertekstur pasir yang memiliki kapasitas menahan air rendah tidak cocok untuk pertumbuhan organisme tanah. Kadar garam (salinitas) tanah yang lebih tinggi pada bagian dekat permukaan tanah akan menyebabkan “stress” pada organisme tanah. Namun demikian tingkat sesitivitas terhadap kadar garam berbeda-beda diantara spesies yang berbeda. Perubahan pH tanah dapat mengganggu ketersediaan nutrisi dan metabolisme (dapat mengganggu kerja ensim) yang dapat mengakibatkan kematian bagi organisme tanah.
3. Kondisi Vegetasi dan Populasi Oranisme Tanah
Organisme tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan organisme lain yang hidup di atas tanah dan sebaliknya. Tanaman dapat mempengaruhi secara kuat aktivitas dan komposisi komunitas mikroorganisme rizosfir (Rodriguez-Lionaz ,2008). Sebaliknya, pertumbuhan tanaman dapat dibatasi atau dipacu oleh keberadaan mikroorganisme tanah. Tumbuhan menentukan komposisi, kemelimpahan dan aktivitas pengendali biologi (biological regular ) dan perekayasa ekosistem ( ecosystem engineers), sedangkan keragaman fungsional menentukan produktivitas dan komposisi vegetasi di atasnya.
1. Pola Pengolahan Lahan
Lahan yang menjadi padang rumput memiliki keragaman fungsional yang paling tinggi. Hal ini karena padang rumput yang didominasi oleh tumbuhan berdaur pendek dengan jarak tumbuh yang rapat terjadinya pengembalian bahan organik ke dalam tanah melalui produksi eksudar akar dan tumbuhan yang mati berlangsung secara cepat. Pada ekosistem hutan yang klimaks keragaman fungsional lebih rendah karena cahaya matahari tidak dapat menembus lantai hutan yang rapat. Pada lahan pertanian dan hutan tanaman keragaman fungsional juga rendah karena keragaman vegetasinya sangat rendah (monokultur). Disamping itu, pengelolaan yang dilakukan secara intensifikasi dengan melalui pemupukan, aplikasi pestisida dan pengolahan lahan dengan alat berat dapat mengganggu keragaman fungsional dalam tanah.
Namun demikian, Zhangfeng . (2007) berpendapat bahwa tidak semua pengelolaan lahan berdampak negatif terhadap keragaman fungsional tanah. Penggunaan mulsa, penambahan kompos dan rotasi tanaman merupakan praktek pengelolaan lahan yang dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan air tanah dan rosot karbon. Rodriguez-Loinas . (2008) menyatakan bahwa salah satu konsekuensi yang diakibatkan dari perubahan pola penggunaan lahan dari ekosistem hutan atau padang rumput menjadi lahan pertanian modern adalah menurunnya keragaman fungsional tanah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa populasi cacing tanah dan keragaman organisme pemakan patogen akar menurun secara drastis.
Penggunaan bahan kimia, pengolahan tanah ekstensif dan penanaman jenis monokultur telah merusak jejaring interaksi komunitas antara hama dengan musuh alaminya sehingga akan memacu terjadinya ledakan hama dan penyakit. Selain itu, penggunaan mesin dalam pengolahan lahan akan menurunkan keragaman kelompok perekayasa kimia tanah sehingga dapat mengganggu proses-proses tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Hilangnya ekosistem hutan menurut Rodriguez-Loinas . (2008) berdampak langsung terhadap populasi fauna tanah seperti rayap, cacing tanah, semut dan larva serangga, karena kelompok ini sangat tergantung pada serasah yang dihasilkan oleh pohon.
Selasa, 18 Februari 2020
Peran Organisme Tanah
Ipa kelas 9, Selasa 18 Februari 2020
Organisme Tanah dan perananya
Organisme Tanah
Organisme tanah atau yang sering di sebut juga dengan biota tanah adalah semua mahluk hidup yang berukuran mikro atau kecil atau pun yang berukuran makro atau besar, baik hewan atau fauna maupun tumbuhan atau flora yang dimana fase hidupnya sebagian atau seluruhnya berlangsung di dalam tanah, walau mahluk hidup atau organisme tanah ini posisi atau habitatnya berada di dalam tanah namun mereka sendiri memiliki peranan yang sangat besar untuk mahluk hidup di atas tanah, terutama untuk tumbuhan. Peran dari organisme tanah yang sangat besar tersebut adalah untuk dekomposisi bahan organic ( baik seresah pohon, daun, hewan atau manusia yang tidak bernyawa) , distribusi atau pencampuran bahan organic serta juga berperan dalam pengendalian pathogen yang menyerang tanaman khususnya untuk pathogen yang ada di dalam tanah, sehingga organisme tanah ini dapat di katakan memiliki peran yang sangat besar
Organisme tanah sendiri di dalam rantai makanan memiliki kedudukan yang paling tinggi walau ukuran mereka sangat kecil, posisi organisme tanah sendiri di dalam rantai makanan berada diatas semua mahluk hidup yang sangat buas, karna peran organisme tanah yang dimana sebagai pengurai jadi bisa di bayangkan bagaimana keadaan bumi sekarang jika tanpa ada organisme tanah bisa di bayangkan semua mahluk hidup yang sudah mati, baik itu hewan yang berukuran sangat besar seperti misalnya dinasaurus pada jaman purba dan juga semua tumbuhan, setelah mati tanpa ada proses dekomposisi atau penguraian yang dilakukan oleh mikroorgabisme tanah maka dapat di pastikan semua tubuh yang sudah mati tersebut masih bisa kita temukan bertebaran dimana mana, tentu hal ini akan menjadi pemandangan yang sangat mengerikan, namun berkat adanya organisme tanah yang hidup di dalam tanah maka tubuh tubuh yang sudah terbujur kaku atau menjadi mayat tersebut dalam hitungan minggu atau bulan maka smuanya dapat hilang atau terurai.
Jauh dari semua peran organisme yang sangat besar di dalam alam semesta ini dengan semua fungsi dan perananya di dalam kehidupan, namun tidaklah semuanya organisme di dalam tanah memiliki fungsi yang baik untuk kehidupan baik itu untuk hewan maupun tumbuhan dan juga untuk manusia, beberapa spesies organisme di dalam tanah juga memiliki peran yang tidak bagus atau dengan kata lain merugikan, dimana organisme ini biasanya bisa menimbulkan penyakit misalan saja untuk tumbuhan atau tanaman akan banyak organisme yang menyebabkan penyakit bagi tumbuhan, missal seperti jamur akar putih pada tanaman karet yang di sebabkan oleh infeksi jamur Rigidoporus lignosus.
Jenis jens organisme Tanah.
Ketersediaan atau keberadaan organisme tanah merupakan suatu factor utama yang sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah, dan sebagian besar kehidupan tumbuhan tidak bisa di lepaskan dari peran organisme tanah, terutama untuk perombakan atau dekomposisi bahan organic, di dalam tanah sendiri tidaklah hanya satu jenis mikro organisme tanah melainkan terdapat beberapa jenis organisme tanah beberapa jenis organisme yang terdapat di dalam tanah diantaranya adalah :
a. Organisme tanah pemecah bahan organic seperti slaters yang termasuk dalam spesies isopoda, tungau atau mites kumbang, dan collembola yang memecah bahan organic menjadi bagian bagian yang kecil
b. Pembusuk bahan organic seperti jamur dan bakteri yang memecah bahan bahan celluar atau berukuran kecil
c. Organisme yang bersimbiosis atau hidup pada atau di dalam akar tanaman dan membantu tanaman untukmendapatkan unsur hara di dalam tanah misalnya Mycorriza yang bersimbiosis dengan tanaman untuk membantu tanaman mendapatkan hara phospor dan organisme penambat nitrogen seperti rhizobium
d. Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter yang mengikat hara di dalam tanah
e. Pembangun struktur tanah seperti cacing tanah, ulat dan jamur yang dimana organisme ini membantu mengikat partikel partikel tanah sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi
f. Pathogen seperti jamur bakteri dan nematode dari spesies tertentu yang dapat menyerang atau menginfeksi jaringan tanaman
g. Predator atau pemangsa termasuk protozoa, nematode parasite dan jenis jenis jamur tertentu yang dimana kelµompok ini memangsa organisme lain sebagai sumber makanan
h. Occupant atau penghuni, adalah kelompok organisme tanah yang menjadikan tanah sebagai tempat tinggal sementara dalam siklus tertentu masa hidupnya misalnya seperti ulat atau larva
Penggolongan organisme tanah berdasarkan ukuran.
Organisme atau mahluk hidup baik fauna atupun flora di dalam tanah memiliki ukuran tubuh yang diantaranya sangat kecil sehingga tidak dapat di lihat menggunakan mata telanjang melainkan harus memalui bantuan alat pembesar, namun beberapa diantaranya juga dapat di lihat menggunakan mata telanjang hal ini di karnakan ukuranya yang tidak sangat kecil seperti cacing tanah, ulat, orong orong dan yang lainya, menurut Wallwork, (1974) organisme tanah dapat di bedakan menjadi 3 yang di dasarkan pada ukuran tubuhnya yaitu:
1. Mikrofauna adalah organime tanah dengan ukuran tubuh antara 20-200µ yang termasuk organisme golongan ini adalah protozoa, Acarina, Nematoda, Rotifera, bakteri, fungi dan lain lain
2. Mesofauna adalah organisme yang ukuran tubuhnya antara 200µ- 1 cm yang termasuk golongan ini adalah Acarina, Collembola, Nematoda, Rotifera, Araneida, Larva serangga, isopoda dan lain lain
Senin, 17 Februari 2020
Tanah dan keberlangsungan kehidupan
Ipa kelas 9, Senin 17 Februari 2020
Peran penting tanah yang pertama tentu sebagai ‘rumah’ bagi tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan dapat berkembang dengan baik lewat media tanah yang bisa menyokong tegaknya tumbuhan bagian atas. Di samping itu, tanah juga punya dua jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk hidup dan berkembang, yaitu:
1. Unsur hara makro
Unsur hara makro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar. Misalnya nitrogen (N), fosfor (P), magnesium (Mg), karbon (C), oksigen (O), dan lainnya.
2. Unsur hara mikro
Kebalikan dari unsur hara makro, unsur hara mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang relatif kecil. Misalnya besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn), boron (B), dan lainnya.
Beberapa hewan dan mikroorganisme hidup di tanah. Inilah peran penting tanah selanjutnya. Mikroorganisme adalah organisme dengan ukuran yang sangat kecil (0,1 × 10-6m sampai 0,6 × 10-6m) yang hanya dapat dilihat apabila kamu menggunakan mikroskop.
Contoh dari hewan yang hidup di tanah misalnya cacing, rayap, semut, siput, keong, dan tikus tanah. Kemudian, contoh dari mikroorganisme yang hidup di tanah misalnya bakteri, virus, protozoa, alga, dan fungi.
Manusia dengan kebutuhannya yang beraneka ragam membutuhkan tanah juga, lho, misalnya untuk dijadikan sebagai:
1. Lahan pertanian
Para petani yang mencari nafkah lewat hasil panennya tentu saja sangat membutuhkan tanah.
2. Tempat berbagai aktivitas
Di manakah kamu bermain sepak bola, sepeda, dan sebagainya? Tentu saja di tanah, kan? Tidak hanya itu, manusia juga membangun rumah di atas tanah.
3. Bahan baku produksi bangunan
Tanah liat sangat cocok digunakan sebagai bahan baku batu bata, genteng, dan keramik. Tidak berhenti di situ, tanah liat juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karya seni seperti guci dan patung, lho!
4. Pendukung pembentukan hasil tambang
Tanah juga memiliki fungsi untuk membantu proses pelapukan batuan organik yang dapat menghasilkan bahan bakar fosil, seperti minyak, gas alam, dan juga batu bara. Bahan bakar fosil ialah sumber energi utama yang digunakan di dunia pada saat ini.
Enggak hanya bahan bakar fosil saja, di dalam tanah juga terdapat logam seperti timah, perak, emas, dan lainnya, yang dapat diperoleh dengan penambangan dan pengeboran.
Peran penting tanah satu ini bisa terjadi karena kemampuan tanah menyerap dan menyimpan air. Ketika air di permukaan tanah habis, manusia dapat memanfaatkan air yang tersedia di dalam tanah dengan cara menggali tanah sampai beberapa meter untuk membuat sumur.
Psst, kamu tahu enggak, limbah rumah tangga dan industri dalam bentuk air dapat dibersihkan dari senyawa seperti nitrat, perklorat, dan organik klorin secara alami pada saat limbah tersebut melewati tanah oleh mikroorganisme yang ada pada tanah? Hal ini dapat terjadi karena mikroorganisme pada tanah akan menguraikan senyawa kompleks berbahaya tersebut menjadi bentuk yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Keren, ya!
Wah, ternyata tanah punya peran yang penting sekali, ya! Dengan peranannya yang penting tersebut, tentu saja tanah harus selalu dirawat dan dimanfaatkan dengan bijak agar kita dapat selalu merasakan manfaatnya—tidak hanya saat ini, tetapi juga di waktu yang akan datang untuk anak cucu kita kelak!
Jumat, 14 Februari 2020
Kereaktifan
Ipa kelas 9, jum’at 14 Februari 2020
Pengertian dari sifat fisika adalah sifat yang tidak ada hubungannya dengan pembentukan zat jenis lain. Sifat-sifat fisika tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru dan didasarkan pada pengamatan serta pengukuran terhadap zat tanpa perubahan kimia. Dan berikut ini contoh atau macam-macam sifat fisika.
1. Berat jenis (massa jenis)
Berat jenis adalah perbandingan kerapatan suatu zat terhadapat kerapatan air. Harga berat jenis identik dengan harga kerapatan karena kerapatan air adalah 1 gram/ml (1 ml air murni memiliki massa 1 gram).
2. Kerapatan
Macam sifat fisika yang kedua adalah kerapatan, pengertiannya yaitu besarnya massa pada suatu volume yang dinyatakan dalam kg/m3, atau g/ml, atau g/cm3.
3. Kekerasan
Kekerasan adalah ukuran untuk menentukan keras lunaknya suatu zat yang dapat diukur dengan sekala Mohs. Contoh, intan memiliki kekerasan tinggi.
4. Kelarutan
Sifat fisika yang ke empat adalah kelarutan. Pengertian kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk melaruut dalam suatu pelarut Contoh : gula dan garam mudah larut dalam air, sedangkan pasir tidak dapat larut di dalam air.
5. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu zat untuk menghantarkan arus listrik atau panas. Sifat ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu konduktor, isolator dan semi konduktor. Contoh : besi bersifat konduktor, kayu bersifat isolator, dan silikon bersifat semi konduktor.
Baca : Pengertian konduksi, konveksi dan radiasi.
6. Kemagnetan
Sifat fisika ke enam adalah kemagnetan. Pengertian kemagnetan kemampuan suatu zat (umumnya logam) untuk dipengaruhi oleh medan magnet. Sifat magnet ini terdiri dari feromagnetik, paramagnetik dan diamagnetik. Freomagnetik adalah jenis zat yang dapat ditarik oleh medan magnet dengan baik, contoh besi. Paramagnetik adalah jenis zat yang kurang dapat ditarik oleh medan magnetik, contohnya alumunium. Diamagnetic adalah jenis zat yang menolak medan magnet, contoh emas dan perak.
Baca : Pengertian, sifat dan cara membuat magnet
7. Wujud zat
Wujud zat dapat berupa padat, cair dan gas. Zat berwujud padat memiliki bentuk dan volume tertentu. Zat yang berwujud cair memiliki volume tertentu, tetapi bentuknya tergantung pada wadah ditempatinya. Zat yang berwujud gas ini memiliki bentuk yang sesuai dengan wadahnya dan dapat mengembang sehingga memenuhi seluruh volume wadah.
Zat akan selalu mengalami perubahan oleh pengaruh suhu yang ada di lingkungannya. Contoh paling mudah yaitu, air dapat berubah wujud menjadi padat dan gas.
8. Titik didih
Sifat fisika yang ke delapan adalah titik didih. Titik didih adalah suhu terendah ketika suatu zat mulai mendidih (cair berubah menjadi uap). Pada suhu ini tekanan udara jenuh suatu cairan sama dengan tekanan atmosfer luar. Contoh : titik didih air sebesar 100 derajat celcius, sedangkan air raksa sebesar 356,6 derajat celcius.
9. Titik leleh
Titik leleh yaitu temperatur/suhu terendah ketika suatu zat mulai meleleh (dari padat menjadi cair).
10. Titik beku
Titik beku adalah suhu ketika suatu zat mulai membeku (cair berubah menjadi padat). Contoh dari titik beku air adalah 0 derajat celcius, sedangkan air raksa sebesar 38,9 derajat celcius.
11. Warna
Warna berhubungan dengan besar panjang gelombang yang dipantulkan oleh permukaan zat itu ke mata kita. Contoh : arah berwarna hitam.
12. Bau
Bau ini berhubungan dengan uap atau gas yang dikeluarkan oleh suatu zat tertentu. Contoh : gas oksigen tidak berbau, sedangkan hidrogen sulfida berbau telur busuk.
13. Rasa
Sifat fisika yang ke 13 adalah rasa, ras ini berhubungan dengan komposisi di dalam zat tersebut. Contoh : gula rasanya manis.
Kamis, 13 Februari 2020
Korosifitas
Ipa kelas 9, Kamis 13 Februari 2020
Faktor Penyebab Korosi Pada Besi (Faktor-faktor yang Mempengaruhi)
1. Konsentrasi H2O dan O2
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.
Cara Mencegah Korosi pada Besi
1. Menggunakan lapisan pelindung untuk mencegah kontak langsung dengan H2O dan O2
Contoh lapisan pelindung yang dapat digunakan, antara lain lapisan cat, lapisan oli dan gemuk, lapisan plastik, dan pelapisan logam lain, seperti Sn, Zn, dan Cr. Pada pelapisan cat dan pelapisan plastik, bila cat tergores/terkelupas atau plastik terkelupas, korosi akan mulai terjadi bagian yang terpapar dengan udara tersebut. Pada pelapisan dengan oli dan gemuk, perlu dilakukan pengolesan secara berkala.
Pada pelapisan timah (tin plating), timah lebih tahan korosi (kurang reaktif) dibanding besi, di mana potensial reduksi besi lebih negatif (E° Fe = −0,44 V; E° Sn = −0,14 V). Namun, sebagaimana efek galvanic coupling, apabila lapisan timah tergores, maka timah justru akan mempercepat korosi pada besi. Pelapisan timah umumnya dilakukan pada kaleng-kaleng kemasan. Pelapisan timah umumnya digunakan pada kaleng-kaleng kemasan dengan tujuan agar kaleng-kaleng bekas cepat rusak dan hancur.
Rabu, 12 Februari 2020
Elastisitas
Ipa kelas 9, Rabu 12 Februari 2020
Dalam fisika, elastisitas (dari Yunani ἐλαστός "ductible") adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan.
Alasan fisika untuk perilaku elastis bisa sangat berbeda untuk bahan yang berbeda. Dalam logam, kisi (lattice) atom berubah ukuran dan bentuk ketika kerja diaplikasikan (energi ditambahkan) pada sistem). Ketika gaya dihilangkan, kisi-kisi kembali ke keadaan energi asli yang lebih rendah. Untuk karet dan polimer lain, elastisitas disebabkan oleh peregangan rantai polimer ketika kerja diterapkan.
Elastisitas sempurna hanya merupakan perkiraan dari yang sebenarnya dan beberapa bahan tetap murni elastis bahkan setelah deformasi yang sangat kecil. Dalam rekayasa, jumlah elastisitas suatu material ditentukan oleh dua jenis parameter material. Jenis pertama parameter material disebut modulus yang mengukur jumlah gaya per satuan luas (stress) yang diperlukan untuk mencapai sejumlah deformasi tertentu. Satuan modulus adalah pascal (Pa) atau pon gaya per inci persegi (psi, juga lbf/in 2). Modulus yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit untuk mengalami deformasi. Tipe kedua parameter mengukur batas elastis. Batas dapat menjadi stres luar di mana materi tidak lagi elastis atau deformasi luar di mana elastisitas hilang.
Ketika menggambarkan elastisitas r
elatif dari dua bahan, baik modulus dan batas elastis harus diperhitungkan. Karet biasanya memiliki modulus rendah dan cenderung untuk meregang jauh (yaitu, mereka memiliki batas elastis tinggi) dan tampak lebih elastis daripada logam (modulus tinggi dan batas elastis rendah) dalam kehidupan sehari-hari. Dari dua bahan karet dengan batas elastis yang sama, satu dengan modulus yang lebih rendah akan tampak lebih elastis.
Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awal segera setelah gaya yang mengenai benda tersebut dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis. Ketika Anda menarik pegas hingga bertambah panjang, pegas akan segera kembali ke ukuran semula setelah gaya tarik tersebut dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda plastis. Contoh benda plastis antara lain plastisin, lumpur, dan tanah liat. Besaran-besaran yang berhubungan dengan sifat elastisitas benda antara lain sebagai berikut.
a. Tegangan (δ)
Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.
1_s
b. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan. Regangan dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan panjang suatu benda terhadap panjang awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.
2_s
c. Modulus Elastisits (Modulus Young)
Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu untuk meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan pada benda. Nilai modulus Young menunjukkan tingkat elastisitas suatu benda. Semakin besar nilai modulus Young, semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk meregangkan benda. Modulus Young dirumuskan sebagai berikut.
3_s
d. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke bentuk semula ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah bentuk.
Selasa, 11 Februari 2020
Sifat Kimia
Ipa kelas 9, Selasa 11 Februari 2020
Sifat Kimia
Sifat kimia zat adalah kesanggupan suatu zat untuk mengadakan reaksi kimia sehingga terjadi perubahan. Sifat kimia zat dapat diketahui dengan beberapa cara.
a. Sifat Kimia dengan Pembakaran
Zat dibakar, sehingga diketahui zat itu mudah terbakar, sulit, atau tidak dapat dibakar. Besi, baja, garam, dan air secara kimia tidak dapat terbakar.
b. Sifat Reaksi Kimia
Suatu zat direaksikan atau dicampur dengan zat lain, sehingga diketahui menghasilkan zat baru, endapan, perubahan suhu, atau perubahan warna.
Besi diberi cuka dan udara akan menjadi keropos dan timbul karat. Karbon dioksida diberi air kapur, maka air kapur menjadi keruh karena ada endapan kapur.
Sifat kimia adalah ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru. Contohnya, besi termasuk logam yang paling mudah bereaksi dengan oksigen, sehingga mudah berkarat. Berkarat merupakan salah satu sifat kimia dari zat.
Berikut ini adalah beberapa contoh sifat kimia suatu zat.
Mudah terbakar
Mudah terbakar merupakan sifat kimia yang dimiliki zat dalam hubungannya dengan kenaikan suhu. Contoh zat kimia yang mudah terbakar adalah bensin dan LPG.
Membusuk dan asam
Terjadinya reaksi kimia dalam makanan atau minuman, maka dapat menyebabkan makanan dan minuman tersebut membusuk dan berubah rasa menjadi masam.
Contohnya, nasi yang dibiarkan berhari-hari akan bereaksi dengan udara sehingga nasi menjadi basi. Contoh lainnya adalah susu yang berubah rasa menjadi masam.
Berkarat
Reaksi antara logam dengan oksigen dapat mengakibatkan logam tersebut berkarat. Logam seperti besi dan seng memiliki sifat mudah berkarat. Terdapat pula benda-benda yang tidak mudah berkarat, misalnya plastik dan kaca.
Mudah meledak
Interaksi antara zat dengan oksigen di alam ada yang memiliki sifat mudah meledak, misalnya magnesium, uraniu,, dan natrium.
Beracun
Terdapat beberapa zat yang memiliki sifat kimia beracun, misalnya pestisida, fungisida, herbisida, dan rodentisida yang digunakan manusia untuk membasmi hama, baik serangga maupun tikus.
Memiliki pH (Power of Hydrogen)
pH menyatakan tingkat keasaman suatu zat. Nilai pH berkisar dari satu sampai dengan empat belas. Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan bahwa zat tersebut bersifat asam.
Nilai pH sama dengan 7 menyatakan bahwa zat tersebut bersifat netral. Sedangkan nilai pH lebih dari 7 menujukkan zat tersebut bersifat basa.
Senin, 10 Februari 2020
Sifat Fisika
Ipa kelas 9, Senin 10 Februari 2020
Sifat fisika adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat intensif atau ekstensif. Sifat intensif tidak tergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif bergantung pada hal tersebut. Sebagai tambahan, suatu sifat dapat pula berupa isotropik jika nilainya tidak tergantung arah pengamatan atau anisotropik jika sebaliknya.
Sifat fisika yang terlihat ini maksudnya, sifat ini dapat dilihat dan diamati dari:
Wujud zat : padat, cair, dan gas
Kekerasan zat : keras atau lunak
Warna zat : hitam, putih, merah, kuning, dan berbagai warna lainnya
Bau zat : harum, anyir, busuk, dan sebagainya
Bentuk : bulat, bundar, persegi, segitiga, empat persegi panjang, balok, kubus, dan sebagainya.
Tetapan fisika : massa jenis, titik lebur, titik uap, titik beku, titik didih, indeks bias, dan sebagainya.
Sifat perubahan fisika berarti sifat ini dapat terjadi dan dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
Melarutkan zat : mudah larut di air atau tidak
Mengalirkan arus listrik : dapat mengalirkan arus listrik atau tidak
Mengalirkan panas : dapat mengalirkan panas atau tidak
Menguapkan : mudah menguap atau tidak
Mendekatkan ke magnet: dapat ditarik magnet atau tidak
dan berbagai kegiatan fisika lainnya.
Sifat ini dapat diamati dari:
1) Wujud zat : padat, cair, dan gas
2) Kekerasan zat : keras atau lunak
3) Warna zat : hitam, putih, merah, kuning, dan berbagai warna lainnya
4) Bau zat : harum, anyir, busuk, dan sebagainya
5) Bentuk : bulat, bundar, persegi, segitiga, empat persegi panjang, balok, kubus, dan sebagainya.
6) Tetapan fisika : massa jenis, titik lebur, titik uap, titik beku, titik didih, indeks bias, dan sebagainya.
b. Sifat Perubahan Fisika
Sifat ini dapat dilakukan dengan cara;
1) Melarutkan zat : mudah larut di air atau tidak
2) Mengalirkan arus listrik : dapat mengalirkan arus listrik atau tidak
3) Mengalirkan panas : dapat mengalirkan panas atau tidak
4) Menguapkan : mudah menguap atau tidak
5) Mendekatkan ke magnet: dapat ditarik magnet atau tidak
6) dan berbagai kegiatan fisika lainnya.
Jumat, 07 Februari 2020
Identifikasi unsur
Ipa kelas 9, jum’at 7 Februari 2020
Uji nyala api adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam, berdasarkan karakteristik spektrum emisi masing-masing unsur. Warna nyala api secara umum juga bergantung pada temperatur; lihat warna nyala.
Uji ini melibatkan introduksi sampel suatu unsur atau senyawa ke dalam nyala api panas, tak berwarna, dan mengamati warna nyala yang dihasilkan. Ide pengujian ini adalah bahwa atom-atom sampel menguap dan karena panas, mereka mengemisikan sinar ketika berada dalam nyala api. Sampel curah juga memancarkan cahaya, tetapi cahayanya tidak baik untuk analisis. Sampel curah memancarkan cahaya terutama karena pergerakan atom-atomnya, sehingga spektrumnya lebar, yang terdiri dari rentang warna yang luas. Atom-atom sampel yang terpisah dalam nyala api dapat mengalami emisi hanya karena transisi elektron antara tingkat energi atom. Transisi tersebut mengemisikan cahaya dengan frekuensi yang sangat spesifik, yang tidak lain merupakan karakteristik unsur kimia itu sendiri. Oleh karena itu, nyala api menjadi berwarna, yang ditentukan terutama oleh sifat-sifat unsur kimia yang dimasukkan ke dalam nyala. Uji nyala api adalah percobaan yang relatif mudah dilakukan, sehingga sering didemonstrasikan atau dilakukan dalam kelas sains di sekolah-sekolah. Untuk keperluan analisis kualitatif anorganik, uji nyala api sering digunakan sebagai uji pendahuluan, dan termasuk uji organoleptik.
Sampel biasanya ditaruh pada seutas kawat platina yang dicuci berulang kali dengan asam klorida untuk menghilangkan sisa analit sebelumnya.[1] Senyawa biasanya dibuat menjadi pasta dengan asam klorida pekat, sebagai halida logam, yang mudah menguap, sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Nyala api yang berbeda-beda harus dicoba untuk menghindari kesalahan data akibat nyala api yang "terkontaminasi", atau kadang-kadang untuk memverifikasi akurasi warna. Pada mata pelajaran kimia di sekolah menengah, kadang-kadang digunakan bidai (splint) kayu, karena larutan dapat dikeringkan di atasnya, dan harganya murah. Kadang-kadang juga digunakan kawat nikrom.[1] Penggunaan bidai harus dilakukan secara hati-hati dengan melambaikan bidai melewati nyala api, dan bukannya dengan memegangnya sehingga bidai terpapar nyala api dalam waktu lama. Hal ini untuk menghindari bidai terbakar. Penggunaan kapas pentul[2] (bahasa Inggris: cotton swab (US) atau cotton bud (UK)) atau busa melamin (yang digunakan pada spons penghapus)[3] sebagai penyangga juga telah disarankan.
Natrium adalah komponen atau kontaminan umum dalam banyak senyawa dan spektrumnya cenderung mendominasi warna nyala. Uji nyala api sering dilihat melalui kaca kobalt biru untuk menyaring warna kuning natrium dan memudahkan pengamatan ion logam lainnya.
Uji nyala api adalah praktik yang cepat dan mudah, dan dapat dilakukan dengan peralatan dasar yang dijumpai di sebagian besar laboratorium kimia. Namun, jumlah unsur yang terdeteksi positif pada kondisi ini sangat sedikit, mengingat pengujian ini lebih bergantung pada pengalaman subyektif pelaku percobaan daripada objek percobaan. Uji ini memiliki kesulitan dalam mendeteksi beberapa unsur dalam jumlah kecil, sementara jika terlalu besar juga cenderung memudarkan warna nyala hingga tidak muncul sama sekali.
Meskipun uji nyala api hanya memberikan informasi kualitatif, bukan data kuantitatif tentang proporsi unsur dalam sampel, data kuantitatif dapat diperoleh menggunakan teknik terkait yaitu fotometri nyala atau spektroskopi emisi nyala. Instrumen spektroskopi serapan atom nyala api, yang dibuat oleh misalnya Perkin Elmer atau Shimadzu, dapat dioperasikan pada moda emisi menurut panduan peralatan.[4]
Kamis, 06 Februari 2020
Ion dan ikatan ion
Ipa kelas 9, Kamis 6 Februari 2020
Ikatan ion terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan disebut senyawa ion. Salah satu contoh yang sering kita jumpai sehari-hari adalah garam dapur. Nah, garam dapur itu rumus kimianya adalah NaCl (Natrium klorida). Dalam NaCl padat terdapat ikatan antara ion Na+ dan ion Cl- dengan gaya elektrostatik, sehingga disebut ikatan ion. Bentuk kristal NaCl merupakan rangkaian antara ion Na+ dan ion Cl-. Satu ion Na+ dikelilingi oleh enam ion Cl- dan satu ion Cl- dikelilingi oleh enam ion Na+
Seperti yang telah dibahas pada kaidah oktet sebelumnya, setiap unsur harus berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia, bisa dengan melepaskan elektron ataupun menerima elektron, supaya stabil. Peristiwa serah terima elektron ini terjadi pada senyawa NaCl alias garam dapur. Bagaimana ceritanya? Na merupakan golongan IA dimana IA memiliki elektron valensi 1, sehingga supaya stabil IA harus melepas 1 elektron. Kalo dilihat dari konfigurasi elektronnya, 11Na: 2, 8, 1. Sehingga ketika melepas 1 elektron, maka elektron paling terakhinya menjadi 8 (sesuai kaidah oktet). Karena melepas 1 elektron, maka Na yang asalnya netral berubah menjadi bermuatan +1 (Na+). Reaksinya:
Na → Na+ + e- (artinya Na melepas 1 elektron, lihat elektron berada di sebelah kiri panah)
Oke, sekarang kira-kira ke mana tuh 1 elektron tadi yang dilepas Na? Hilang? Tidak, di sana ada yang menangkapnya yaitu si Cl. Kenapa bisa? Karena Cl memiliki elektron valensi 7 (dia golongan VIIA). Ya kalau dilihat dari konfigurasi elektronnya 17Cl : 2, 8, 7. Jadi kalau Cl menangkap 1 elektron, konfigurasinya menjadi 2, 8, 8, dengan elektron terakhirnya 8, ini sudah mematuhi kaidah oktet. Karena Cl menangkap 1 elektron maka Cl yang asalnya netral berubah menjadi -1 (Cl-). Reaksinya:
Cl + e- → Cl- (artinya Cl menerima 1 elektron, lihat elektron berada di sebelah kiri panah
Nah sekarang, apa pengaruhnya pembentukan Na+ dan Cl- ini? Sesuai Hukum Coulomb, muatan yang berbeda jenis akan saling tarik menarik. Sehingga Na+ ini akan berikatan dengan Cl- dengan gaya elektrostatik.
Na+ + Cl- → NaCl
Ciri-Ciri Atau Sifat Ikatan Ion
Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang dihasilkan. Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini yaitu daftar dari beberapa karakteristik berikut:
Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-logam cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara logam dan non-logam. Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya bisa terbentuk antara non-logam, ikatan ion bisa terbentuk antara logam dan non-logam.
Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium adalah logam sedangkan klorin adalah non-logam.
Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, mempunyai efek pada kelarutan senyawa yang dihasilkan.
Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen, larutan cenderung untuk menghantarkan listrik.
Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion cenderung mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih besar.
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif dan ion yang bermuatan negative.
Ikatan ion terbentuk antara:
ion positif dengan ion negatif,
atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai keelectronegatifan besar
Contoh Ikatan Ion
Contoh yang paling umum dari ikatan ion yaitu pembentukan natrium klorida di mana sebuah atom natrium menggabungkan dengan atom klorin.
Mari kita lihat pada konfigurasi elektronik masing-masing.
Natrium (Na): 2,8,1 dan Klorin (Cl): 2, 8, 7.
Dengan demikian, kita melihat bahwa sebuah atom klorin membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi terdekat yakni gas mulia Argon (2,8,8). Sebuah atom natrium, di sisi lain, membutuhkan untuk menyingkirkan elektron tunggal di kulit terluar untuk memperoleh konfigurasi terdekat mulia yaitu gas Neon (2,8).
Ikatan Ion Nacl
Ikatan Ion pada Natrium klorida (NaCl)
Dalam skenario seperti itu, atom natrium menyumbangkan elektron terluar pada atom klorin, yang hanya membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi oktet. Ion natrium menjadi bermuatan positif karena kehilangan elektron, sedangkan ion klorida menjadi bermuatan negatif karena penambahan sebuah elektron tambahan. Ion yang bermuatan berlawanan terbentuk, tertarik satu sama lain dan mengakibatkan membentuk ikatan ion.
Rabu, 05 Februari 2020
Konfigurasi Elektron
Ipa kelas 9, Rabu 5 Februari 2020
Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.[1] Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.
Elektron melakukan orbit pada tingkatan energi tertentu, sementara Konfigurasi elektron adalah susunan penyebaran (pengisian) elektron-elektron dalam. Di dalam atom terdapat partikel subatomik neutron dan proton yang terdapat pada inti atom, dan elektron yang bergerak mengelilingi inti atom tersebut pada kulit-kulit elektron (level-level energi) yang tertentu.
Jika nilai n dalam konfigurasi elektron semakin besar, maka bisa mengakibatkan kulit elektron semakin jauh dari inti atom serta energi elektron akan membesar pada kulit yang terkait. Menyebabkan elektron tersebut mengisi bagian kulit pada atom, berawal dari kulit K yang memiliki tingkat energi paling rendah. Namun kulit elektron hanya bisa diisi oleh beberapa jumlah elektron saja. Jumlah maksimal elektron yang yapat mengisi bagian kulit elektron ke n ialah 2n2, dan untuk jumlah maksimal pada bagian kulit elektron terluar dalam atom ialah 8.
Hal yang kamu harus ingat bahwa :
– Orbital s diisi 2 elektron
– Orbital p diisi 6 elektron
– Orbital d diisi 10 elektron
– Orbital f diisi 14 elektron
Contoh Soal
Ditanya :
Tentukan konfigurasi elektron dan jumlah elektron pada setiap kulit elektron atom Ni (Z = 28) dan Sr (Z = 38)!
Jawab :Ni (Z = 28) maka konfigurasinya adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 atau [Ar] 4s2 3d8 dan jumlah elektron pada setiap kulit adalah K berjumlah 2, L berjumlah 8, M berjumlah 16 dan N berjumlah 2Sr (Z = 38) maka konfigurasinya adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 5s2atau [Kr] 5s2dan jumlah elektron pada setiap kulit adalah K berjumlah 2, L berjumlah 8, M berjumlah 18, N berjumlah 2, dan O berjumlah 2.
Selasa, 04 Februari 2020
Nomor atom dan nomor massa
Ipa kelas 9, Selasa 4 Februari 2020
Nomor massa (simbol A, dari kata Jerman Atomgewicht (berat atom),[1] juga disebut nomor massa atom atau nomor nukleon, adalah jumlah total proton dan neutron (bersama-sama dikenal sebagai nukleon) dalam inti atom. Ini menentukan massa atomik dari atom. Karena proton dan neutron keduanya adalah barion, bilangan massa A identik dengan bilangan barion B pada nukleus pada seluruh atom atau ion. Jumlah massa berbeda untuk setiap isotop unsur kimia yang berbeda. Ini tidak sama dengan nomor atom (Z) yang menunjukkan jumlah proton dalam nukleus, dan dengan demikian secara unik mengidentifikasi suatu unsur. Oleh karena itu, selisih perbedaan antara jumlah massa dengan nomor atom akan memberikan jumlah neutron (N) dalam nukleus adalah:
N
=
A
−
Z
{\displaystyle N=A-Z}. [2]
Nomor massa ditulis setelah nama elemen atau sebagai superskrip di sebelah kiri simbol elemen. Sebagai contoh, isotop karbon yang paling umum adalah karbon-12, yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Simbol isotop penuh juga akan memiliki nomor atom (Z) sebagai subskrip di sebelah kiri simbol elemen langsung di bawah nomor massa: 12
6C.[3] Ini secara teknis redundan, karena setiap elemen didefinisikan oleh nomor atomnya, sehingga sering dihilangkan.
Setelah memahami konsep di atas, sekarang mari kita hitung berapa banyak jumlah proton, elektron, dan neutron jika diketahui notasi dari suatu unsur? Perhatikan baik-baik gambar di bawah ini:
notasi atom
X: Simbol dari unsur
a: Nomor atom merupakan jumlah proton. Saat netral (tidak bermuatan) akan sama dengan jumlah elektron.
b: Nomor massa melambangkan jumlah proton ditambah jumlah neutron atau disebut juga jumlah nukleon.
c: Muatan/bilangan oksidasi (biloks) terdiri dari melepas elektron (positif) dan menangkap elektron atau bertambah (negatif).
notasi atom
Keterangan:
proton = 11
elektron = 11 (karena sama dengan proton yang netral/tidak bermuatan)
massa = 23
neutron = massa - proton
= 12
Pembahasan di atas merupakan contoh proton netral. Bagaimana jika bermuatan atau yang disebut dengan ion?
Kita coba dengan ion positif ya! Artinya melepas elektron.
notasi atom
Keterangan:
proton = 20
elektron = 20 - 2 = 18 (karena muatan positif berarti elektron dilepas ya)
neutron = 40 - 20 =20
Sekarang, kita bahas ion negatif ya!
notasi atom
Keterangan:
proton = 16
elektron = 16 + 2 = 18 (karena menangkap 2 elektron)
neutron = 32 - 16 = 16
Senin, 03 Februari 2020
Partikel subatom
Ipa kelas 9,senin 3 Februari 2020
Pengertian Partikel Subatom
Partikel subatom atau zarah adalah partikel yang berbentuk lebih kecil dibandingkan atom. Sekitar tahun 1940, jumlah partikel subatomik yang dikenal dengan ilmu yang bisa dihitung dengan jari satu tangan, proton, neutron, elektron, neutrino, dan positron.
Tiga partikel pertama disebut sebagai blog bangunan yang mana atom bibuat; proton dan neutron dalam inti atom dan elektron di orbit sekitar inti mereka. Neutrino dan Positron yang lebih aneh ditemukan di luar atmosfer bumi dan berasal tidak pasti/signifikan.
Pandangan materi berubah dengan dramatis selama dua dekade selanjutnya. Dengan penemuan akselerator partikel (atom-smashers) dan penemuan fisi nuklir dan fusi, jumlah partikel subatomik diumumkan meningkat.
Sejumlah ilmuwan kimia menemukan sejumlah partikel yang ada pada energi yang lebih tinggi dibanding yang seringkali diamati di kehidupan sehari-hari: partikel sigma, partikel delta, partikel lambda, epsilon partikel, dan partikel-partikel lainya berupa positif, negatif dan netral. Di akhir tahun kira-kira 1950, banyak partikel subatom yang telah ditemukan oleh beberapa fisikawan, dan disebut mereka sebagai daftar “kebun binatang partikel”.
Model Quark
Sekitar di tahun 1964, ahli fisikawan Amerika Murray Gell-Mann (1929) dan Swiss fisikawan George Zweig (1937) secara independen memberi usul jalan keluar dari kebun binatang partikel. Mereka memberi saran bahwa hampir dari 100 partikel subatomik yang telah ditemukan sejauh ini tidak benar-benar dasar (fundamental) partikel.
Jenis-Jenis Partikel Subatom Yang Penting
Terdapat lima partikel subatom yang paling penting antara lain adalah proton, neutron, elektron, neutrino, dan positron. Masing-masing partike tersebut dapat dijelaskan secara penuh oleh massa, muatan listrik, dan berputar. Karena massa partike subatomik sangat kecil, seringkali tidak diukur dalam ons atau gram tetapi dalam satuan atom massa (label: amu) atau elektron volt (label: eV).
Suatu unit massa atom kira-kira mirip dengan massa proton/neutron. Suatu volt elektron sebenarnya adalah satuan energi tetapi dapat digunakan untuk mengukur suatu massa karena hubungan antara massa dan energi ( E = mc 2). Berikut ini adalah penjelasan tentang lima partikel paling penting subatom.
1. Proton
Proton ialah suatu partikel subatomik yang muatannya positif dengan massa atom sekitar 1 Amu. Proton adalah salah satu konstituen fundamental dari seluruh atom. Seiring dengan neutron, mereka ditemukan di kawasan yang sangat terkonsentrasi ruang dalam atom yang disebut dengan inti.
Jumlah proton menentukan identitas kimia atom. Properti ini sangat penting bahwa itu diberi nama khusus: nomor atom. Masing-masing elemen di tabel periodik memiliki nomor unik proton dalam inti dan, karenanya beberapa atom yang unik.
2. Neutron
Suatu neutron memiliki massa sekitar 1 Amu dan tidak mempunyai muatan listrik. Hal ini ditemukan dalam inti atom secara bersama dengan proton. Neutron yang seringkali partikel yang stabbil dalam hal tersebut dapat teap atau tidak berubah dalam inti untuk jangka waktu tak terbatas. Pada kondisi tertentu, bagaimanapun neutron dapat menjalani peluruhan spontan, berantakan menjadi proton dan elektron.
Apabila tidak ada dengan inti atom, waktu paruh untuk perubahan ini waktu yang dibutuhkan untuk setengah dari masing-masing sampel neutron untuk menjalani peluruhan adalah sekitar 11 menit.
3. Elektron
Elektron adalah partikel yang mengusung satu unit listrik negatif dengan massa kira-kira 1/1800 Amu, atau 0,0055 Amu. Seluruh atom mengandung satu atau lebih elektron yang letaknya di ruang luar inti atom.
Elektron diatur dalam area tertentu dari atom yang dikenal denagn tingkat energi. Masing-masing tingkat energi di atom dapat berisi beberapa jumlah maksimum elektron, mulai dua sampai maksimum delapan.
Langganan:
Postingan (Atom)