Selasa, 19 Mei 2020

Pesantren Ramadhan Sholat Berjamaah Kelas 9, Selasa 19 Mei 2020 Diwajibkan shalat berjamaah hanya bagi kaum lelaki yang sudah baligh, terbebas dari halangan seperti sakit dan alasan lain yang dibenarkan oleh syariat seperti terdorong oleh hadats. Termasuk dalam hal ini adalah budak, menurut pendapat sebagian ulama. Hal ini berdasarkan keumuman dalil dan tidak ada pengecualian bagi para budak. Di samping itu, hak Allah lebih dikedepankan ketimbang hak manusia. Namun, sebagian ulama berpendapat, budak wajib shalat berjamaah dengan izin tuannya. Pendapat inilah yang dikuatkan oleh asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah. Adapun anak laki-laki yang belum baligh belum diwajibkan atasnya. Al- Imam an-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam syarah Shahih Muslim, pada bab “Bolehnya Berjamaah dalam Shalat Sunnah”, jika seorang anak yang sudah mumayyiz ikut berjamaah, shalatnya sah. Dibenarkan baginya untuk berdiri dalam barisan shaf menurut jumhur (mayoritas) ulama. Demikian pula khuntsa (ambiguous genetalia atau pseudohermaphrodite), yaitu yang tidak diketahui apakah dia lelaki atau perempuan, tidak diwajibkan atasnya berjamaah. Termasuk yang tidak diwajibkan shalat berjamaah adalah kaum wanita. Sebab, mereka bukan orang-orang yang dianjurkan berkumpul dan menampakkan syiar Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ “Rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR. Abu Dawud) Namun, para ulama berselisih pendapat saat para wanita mendirikan shalat berjamaah tidak bersama kaum lelaki. 1. Sunnah. Mereka berdalil bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Ummu Rauqah radhiyallahu ‘anha untuk mengimami keluarganya. 2. Makruh. Mereka menganggap hadits Ummu Rauqah radhiyallahu ‘anha lemah. Wanita bukan kaum yang dituntut untuk berkumpul dan menampakkan syiar Islam sehingga tidak disukai bagi wanita untuk mendirikan shalat berjamaah di rumahnya. Selain itu, hal ini tidak dikenal di kalangan ummul mukminin (para istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) ataupun dari selain mereka (para istri sahabat dan yang lain). 3. Mubah. Mereka berpendapat, secara umum wanita termasuk yang diperbolehkan untuk berkumpul. Oleh karena itu, mereka boleh hadir di masjid dalam rangka melaksanakan shalat berjamaah, dengan tetap menjaga diri, aurat, dan suara. Pendapat ini tidak mengapa untuk diambil, dan jika terkadang dilakukan tidak mengapa. An-Nawawi rahimahullah berkata, bab “Khurujin Nisa ilal Masjid Idza Lam Yatarattab Alaihi Fitnah wa Annaha La Takhruj Muthayyabah” (“Keluarnya Wanita ke Masjid Apabila Tidak Menimbulkan Fitnah dan Tidak Boleh Keluar Menggunakan Wewangian”). Pada riwayat yang lain, لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللهِ مَسَاجِدَ اللهِ “Janganlah kalian menghalangi hamba-hamba (wanita) Allah Subhanahu wata’ala dari masjid Allah Subhanahu wata’ala.” (HR. Muslim) Dari Zainab ats-Tsaqafiyyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْعِشَاءَ فَلَا تَطَيَّبْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ “Apabila salah seorang dari kalian menghadiri shalat isya, janganlah menggunakan wewangian pada malam itu.” (HR. Muslim) Para ulama berpendapat bolehnya wanita menghadiri shalat berjamaah di masjid dengan syarat tidak menggunakan wewangian, tidak bersolek, tidak bergelang kaki hingga terdengar gemerincing suaranya, tidak berpakaian mewah, tidak bercampur laki-laki dan perempuan, bukan wanita muda yang dikhawatirkan menimbulkan godaan bagi lawan jenis, serta tidak ada suatu sebab kerusakan dan kejelekan yang membahayakan di jalan. (asy-Syarh al-Mumti’, 2/369—371, Syarh an-Nawawi, 2/396—399) Pertanyaan 1. Tuliskan siapakah yang diwajibkan untuk dapat melaksanakan shalat berjamaah dimasjid ? 2. Apakah perempuan diwajibkan untuk melaksanakan sholat jamaah dimasjid dan syarat apakah yang diperbolehkan untuk melaksanakan shalat dimasjid ?

5 komentar:

  1. Rezha Khoirunnisa 9F

    1. Diwajibkan shalat berjamaah hanya bagi kaum lelaki yang sudah baligh, terbebas dari halangan seperti sakit dan alasan lain yang dibenarkan oleh syariat seperti terdorong oleh hadats. Adapun anak laki-laki yang belum baligh belum diwajibkan atasnya. 

    2. Mubah, Mereka berpendapat, secara umum wanita termasuk yang diperbolehkan untuk berkumpul. Oleh karena itu, mereka boleh hadir di masjid dalam rangka melaksanakan shalat berjamaah, dengan tetap menjaga diri, aurat, dan suara, tidak menggunakan wewangian, tidak bersolek, tidak bergelang kaki hingga terdengar gemerincing suaranya, tidak berpakaian mewah, tidak bercampur laki-laki dan perempuan, bukan wanita muda yang dikhawatirkan menimbulkan godaan bagi lawan jenis, serta tidak ada suatu sebab kerusakan dan kejelekan yang membahayakan di jalan. 

    BalasHapus
  2. Dea najuwa putri 9F

    1.Diwajibkan shalat berjamaah hanya bagi kaum lelaki yang sudah baligh, terbebas dari halangan seperti sakit dan alasan lain yang dibenarkan oleh syariat seperti terdorong oleh hadats. Termasuk dalam hal ini adalah budak, menurut pendapat sebagian ulama.

    2.Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat harus menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat ataupun fitnah. Baik karena perhiasan atau harum-haruman yang dipakainya.

    BalasHapus
  3. Nadya Liantina 9G

    1. diwajibkan shalat berjamaah hanya kaum laki-laki yang sudah baligh., terbebas dari halangan semacam sakit dan alasan lainnya yang dibenarkan oleh syariat seperti pendorong oleh hadist

    2. mereka boleh hadir di masjid untuk melaksanakan solat berjamaah, dengan tetap menjaga diri, aurat, dan juga suara. dan juga mereka tidak diperbolehkan memakai wangi-wangian, dan tidak berpakaian mewah. supaya tidak terjadi prilaku fitnah satu sama lainn

    BalasHapus
  4. Nazwa andini 9f

    1.Diwajibkan shalat berjamaah hanya bagi kaum lelaki yang sudah baligh, terbebas dari halangan seperti sakit dan alasan lain yang dibenarkan oleh syariat seperti terdorong oleh hadats. Termasuk dalam hal ini adalah budak, menurut pendapat sebagian ulama. Hal ini berdasarkan keumuman dalil dan tidak ada pengecualian bagi para budak. Di samping itu, hak Allah k lebih dikedepankan ketimbang hak manusia.

    2.kaum perempuan dihukum mustahabbah untuk ikut shalat berjamaah ke masjid. Apalagi selepas shalat juga ada wirid pengajian. Tentu hal inilah yang lebih utama mengingat ada aspek ibadah dan tarbiyahnya. Namun jika shalatnya kaum perempuan di masjid mengundang fitnah, rawan keamanan, serta uzur lainnya, maka kembali kepada hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad tadi. Shalat kaum perempuan lebih utama di makhda'nya dalam kondisi tersebut.
    Fitnah yang dimaksudkan, jika mengundang ikhtilath (percampuran) antara laki-laki dan perempuan walau mereka berada di masjid atau tidak tersedianya tempat yang tertutup sitr di ruangan masjid. Demikian juga jika si perempuan tersebut mengundang perhatian karena cantik dan sebagainya.

    BalasHapus
  5. Dicky dharmawan 9f

    1.yang diwajibkan sholat berjamaah hanya bagi kaum lelaki yang sudah baligh,adapun anak laki-laki yang belum baligh belum diwajibkan atasnya

    2.wanita diperbolehkan hadir berjamaah di masjid dengan syarat harus menjauhi segala yang menyebabkan timbulnya syahwat ataupun fitnah

    BalasHapus