Selasa, 10 Maret 2020
Teknologi ramah lingkungan bidang energi
Ipa kelas 9, Selasa 10 Maret 2020
Bayangkan jika di dunia ini tidak ada lagi bahan bakar fosil. Apa yang akan digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan Anda? Bagaimana memasak makanan sehari-hari Anda? Apa yang membuat pembangkit listrik dan industri dapat berjalan dengan baik? Kita membutuhkan biofuel – sumber energi alternatif terbarukan yang terbuat dari minyak kelapa sawit.
Apa itu biofuel?
Biofuel secara umum adalah bahan bakar dari biomassa (materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan). Setiap produk biofuel diproduksi secara berbeda. Misalnya ethanol diproduksi dengan cara fermentasi jagung atau tebu, sedangkan biodiesel diproduksi dengan cara menghancurkan lemak hewani atau tumbuhan dengan adanya methanol. Minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) melalui proses transesterifikasi, dimana secara kimia bereaksi dengan alkohol seperti methanol atau ethanol untuk memproduksi biodiesel.
Bagaimana biofuel dihasilkan?
Ada dua jenis utama bahan baku biofuel: dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi. Produk makanan manusia seperti gula, pati, atau minyak sayur dijadikan biofuel melalui metode konvensional yakni transesterifikasi (seperti yang telah disebutkan di atas). Biofuel juga dapat dihasilkan dari tanaman non pangan, limbah pertanian dan residu yang tidak dapat dikonsumsi manusia dengan menggunakan teknologi maju seperti hydrocracking. Pada proses ini bahan baku dipecah dengan adanya hidrogen dalam menghasilkan biofuel. Yang menarik adalah bahan baku seperti minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk menghasilkan biofuel melalui metode konvensional dan lanjutan tergantung dari keadaannya.
Dimana biofuel dapat digunakan?
Biofuel sering menjadi alternatif untuk bahan bakar konvensional yang digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan kita. Namun sebenarnya biofuel dapat dimanfaatkan untuk semua kebutuhan energi manusia. Penggunaan biofuel meliputi:
Transportasi: Mobil, bus, sepeda motor, kereta api, pesawat terbang dan kendaraan air
Pembangkit Listrik: Peralatan listrik
Pemanas: Kompor dan peralatan memasak lainnya
Apakah biofuel merupakan alternatif energi yang tepat?
Dunia telah mengalami mencairnya permukaan es, meningkatnya suhu udara dan terjadinya bencana alam. Ilmuwan mengemukakan bahwa salah satu alasan utama perubahan iklim yang drastis ini adalah akibat konsumsi bahan bakar fosil yang berlebihan dan terlepasnya gas rumah kaca ke atmosfir yang menipis.
Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, biofuel seperti ethanol menghasilkan karbon dioksida hingga 48 persen lebih sedikit daripada bensin konvensional sementara penggunaan biodiesel hanya melepaskan seperempat jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan diesel konvensional. Hal ini menjadi pilihan yang jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Tidak seperti bahan lain yang tak terbaharui, biofuel dapat diproduksi terus-menerus karena kita selalu dapat menanam lebih banyak tanaman untuk menjadi bahan bakar. Terlebih lagi komunitas ilmuwan telah menunjukkan tingkat produktivitas tanaman nabati yang lebih tinggi dapat menangani beberapa masalah deforestasi yang erat kaitannya dengan biofuel. Oleh karena itu minyak kelapa sawit yang memiliki hasil panen tertinggi di antara tanaman nabati lainnya diyakini menjadi bahan baku paling ekonomis untuk biodiesel. Siklus hidup pohon kelapa sawit 30 tahun juga berarti nilai penyerapan karbon yang dilepaskan ke atmosfer tinggi.
Pada masa yang akan datang mungkin tak ada lagi bahan bakar fosil dan kita dapat menggunakan biofuel sebagai sumber energi alternatif yang aman dan terbarukan.
Jenis tanaman energi yang dapat menghasilkan bahan bakar pengganti bensin diantaranya adalah:
Jarak kepyar
Jarak kepyar dapat dikembangkan sebagai pengganti BBM jenis Diesel. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 100 – 105 hari. Terdapat beberapa varietas jarak kepyar,
Tebu
Tanaman tebu biasanya diolah menjadi gula tebu. Tebu dapat dijadikan bahan untuk menghasilkan bioethanol. Satu liter bioethanol membutuhkan 4 Kg tetes tebu.
Aren
Selain tebu, aren juga sering digunakan untuk bahan baku gula. Aren pun dapat menghasilkan bioethanol. Satu liter bioethanol membutuhkan 20 hingga 25 liter nira aren segar. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 6 -7 tahun.
Kelapa
Kelapa dikenal sebagai tanaman yang multiguna. Air kelapa dapat diolah menjadi bioethanol setelah melewati proses penambahan starter, fermentasi, destilasi, dan dehidrasi. Selain itu, daging kelapa juga digunakan sebagai cocodiesel.
Bunga matahari
Bunga matahari dapat diolah menjadi bahan bakar nabati. Kadar minyak dari bunga matahari ini sekitar 25 sampai 50%. Tanaman ini dapat mulai dipanen pada usia 3 – 4 bulan.
Kemiri sunan
Kebutuhan kemiri sunan untuk bahan bakar nabati cukuplah banyak. Sebanyak 25 ton kemiri sunan menghasilkan 9805 liter minyak kasar. Namun, untuk menghasilkan 25 ton kemiri sunan membutuhkan 100 pohon per hektarnya.
Sagu
Sagu dapat dijadikan bahan baku bioethanol. Demi menghasilkan 7,5 Kilo liter bioethanol membutuhkan sagu sebanyak 15 ton sagu setelah terlebih dahulu difermentasi. Tanaman ini dapat dipanen pada usia 8 – 10 tahun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar