MAPEL : IPA
KELAS : 9A, 9B, 9C
GURU PENGAMPU : SEPTYANA FORI, S.P
WAKTU PEMBELAJARAN : Senin - Jum'at, 27 Februari - 3 Maret 2023
K.D
: 3.8 Menghubungkan konsep partikel materi (atom, ion, molekul),
struktur zat sederhana dengan sifat bahan yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari serta dampak penggunaannya terhadap kesehatan manusia
Tujuan : Siswa diharapkan dapat :
1. Memahami konsep atom, ion, dan molekul
2.Menjelaskan peran atom, ion, dan molekul dalam kehidupan
3. Menjelaskan dampak negatif bahan kimiaterhadap kesehatan manusia
4. Memahami sifat-sifat zat
Sifat kimia adalah sifat yang tampak
pada suatu zat ketika zat tersebut mengalami perubahan atau reaksi menjadi zat
lain. Sifat kimia menunjukkan mekanisme suatu zat berubah atau bereaksi menjadi
zat lain. Sifat kimia suatu zat sangat penting untuk dipahami ketika akan
menggunakan suatu bahan untuk keperluan tertentu. Beberapa sifat
kimia suatu zat adalah sebagai berikut.
a. Kestabilan
Kestabilan adalah kemampuan suatu zat untuk mempertahankan diri dari perubahan atau dekomposisi di lingkungan alamiahnya atau ketika terkena udara, panas, cahaya, tekanan, kondisi alami lain, atau akibat adanya reaksi alami yang dapat terjadi pada zat tersebut. Kestabilan juga dapat didefinisikan sebagai mudah tidaknya suatu zat atau bahan rusak.
b. kereaktifan
Reaktivitas merupakan ukuran yang
menunjukkan mudah tidaknya suatu zat bereaksi dengan zat lain. Karbid adalah
suatu senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbid memiliki wujud padat
seperti batu berwarna keabu-abuan dan biasa digunakan untuk mempercepat
pematangan buah. Ketika karbid dimasukkan dalam air, karbid akan langsung
bereaksi dengan air menghasilkan panas dan gas asetilena. Gas asetilena ini
mudah terbakar dan dimanfaatkan dalam proses pengelasan logam. Karena karbid
mudah bereaksi dengan zat lain misalnya air, dikatakan karbid memiliki
reaktivitas yang tinggi.
c. Korosifitas
Jika kamu melihat komposisi cairan
pembersih lantai, kamu akan melihat di dalamnya terkandung asam klorida (HCl).
Senyawa ini mampu mengikis kotoran, jaringan tumbuhan,
jaringan hewan, jaringan manusia, bahkan mampu mengikis logam dan membuat logam
cepat berkarat. Dengan sifatnya yang demikian, asam klorida disebut memiliki
korosifitas yang tinggi. Selain HCl, bahan yang bersifat korosif adalah asam
sulfat (H2SO4). Asam sulfat
banyak digunakan sebagai cairan elektrolit pada aki. Baik asam klorida maupun
asam sulfat dapat melukai kulit. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati
ketika menggunakan senyawa tersebut.
Sifat fisika merupakan sifat yang
dapat diamati tanpa mengubah
ciri-ciri dan komposisi suatu zat. Sifat fisika tidak berhubungan dengan
pembentukan zat baru. Beberapa contoh sifat fisika sebagai berikut.
a. Kerapatan
Balon yang Berisi Gas Asetilena
Kerapatan adalah massa zat dalam satuan volume tertentu. Satuan kerapatan adalah kg/m3 atau g/ml. Misalnya udara memiliki kerapatan 1,205 kg/m3 sedangkan gas asetilena atau gas karbid (C2H2) memiliki kerapatan 1,092 kg/m3 . Jika dibandingkan, massa jenis gas asetilena lebih kecil daripada massa jenis udara. Pada dasarnya perbedaan ini disebabkan karena perbedaan massa atom partikel penyusun zat. Massa jenis gas asetilena lebih kecil dari udara, sehingga gas asetilena banyak dimanfaatkan untuk mengisi balon, agar balon dapat terbang di udara.
b. Kekerasan
Kekerasan merupakan ukuran untuk menentukan keras atau lunaknya suatu zat. Kekerasan diukur dengan skala Mohs, menggunakan alat yang disebut sklerometer. Semakin besar skala Mohs suatu zat, semakin keras pula zat tersebut.
c. Elastisitas
Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan diri ketika terkena tarikan atau dorongan (gaya) dan mampu untuk kembali ke ukuran serta bentuk awal ketika gaya tersebut dihilangkan. Skok kendaraan umumnya terbuat dari baja, dipilih baja karena memiliki elastisitas yang tinggi. Oleh karena itu, ketika skok diberi tarikan atau dorongan akibat melewati jalanan yang berlubang, skok dapat dengan mudah kembali ke ukuran dan bentuk awal. Kemampuan ini disebabkan baja memiliki kisi-kisi atau pola geometris susunan atom yang unik, pola geometris susunan atom ini akan mengalami perubahan ukuran ketika diberi gaya. Ketika gaya dihilangkan, pola geometris susunan atom akan kembali ke keadaan semula.
Setiap zat memiliki elastisitas
tertentu. Zat seperti es batu, kayu, dan gelas memiliki elastisitas yang
rendah. Oleh karena itu, zat tersebut akan mengalami kerusakan bentuk
ketika diberikan gaya yang besar. Karet memiliki elastisitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elastisitas es batu, kayu, dan gelas. Pada karet
elastisitas disebabkan karena terulurnya rantai polimer ketika diberi gaya.
Rantai polimer karet akan kembali pada posisi dan ukuran semula ketika gaya
dihilangkan.
Gambar Shock Absrorber (Skok) pada Kendaraan
Bermotor (atas)
Karet yang Elastis (bawah)
d. Daya Hantar
Daya hantar adalah kemampuan suatu
zat untuk menghantarkan panas atau listrik. Berdasarkan sifat ini, benda dapat
dibedakan menjadi konduktor, isolator, dan semikonduktor. Bahan yang dapat
digunakan sebagai konduktor yaitu bahan yang terbuat dari zat yang mampu
menghantarkan elektron dengan mudah, misalnya besi, tembaga
emas, dan perak.
Sebaliknya, zat yang memiliki
kemampuan rendah dalam menghantarkan elektron, seperti plastik dan kayu digunakan
sebagai bahan isolator. Bahan semikonduktor adalah bahan yang jika berada pada
suhu rendah bersifat sebagai isolator, dan pada suhu
tinggi bersifat sebagai konduktor, contohnya silikon dan germanium. Bahan
semikonduktor banyak digunakan sebagai komponen dalam alat elektronik, misalnya
Integrated Circuit (IC) atau prosesor komputer.
(a) Kabel Tembaga sebagai Konduktor
dengan Plastik sebagai
Isolatornya,
(b) Prosesor Komputer Terbuat dari
Bahan Semikonduktor
e.Kemagnetan
Besi Merupakan Bahan Feromagnetik
Kemampuan suatu zat untuk dapat
dipengaruhi oleh medan magnet disebut dengan sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan
dibedakan menjadi tiga, yaitu feromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet digolongkan pada kelompok
feromagnetik, misalnya besi, baja, kobalt, dan nikel. Bendabenda yang ditarik
lemah oleh magnet digolongkan pada kelompok
paramagnetik, misalnya magnesium, libdenum, dan litium. Bendabenda yang tidak
ditarik oleh magnet termasuk kelompok diamagnetik, misalnya perak, emas,
tembaga, dan bismut.
f. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida (zat cair dan gas) yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida, maka semakin sulit suatu fluida mengalir dan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi (gaya tarik menarik) antara molekul-molekul zat cair. Sementara pada gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul-molekul gas. Contoh fluida yang memiliki viskositas tinggi adalah madu dan oli. Air merupakan contoh zat yang memiliki viskositas rendah.
g. Titik Didih
Titik didih adalah suhu saat zat cair mulai berubah menjadi uap pada tekanan tertentu. Zat cair dapat berubah menjadi uap karena tekanan uap lebih besar dari tekanan luar yang menahan zat cair. Misalnya air, pada suhu 100 oC akan berubah menjadi uap. Ini berarti, air memiliki titik didih sebesar 100 oC. Pengetahuan titik didih suatu zat sangatlah penting, misalnya penggunaan oli sebagai pelumas mesin kendaraan bermotor. Saat mesin endaraan bermotor bekerja akan dihasilkan panas yang sangat tinggi dan komponen dalam mesin akan bergesekan.
Oli dalam Mesin Kendaraan Bermotor
Jika mesin tidak diberi pelumas,
akan mengalami kerusakan pada komponen mesin akibat mesin terlalu panas. Oleh
karena itu, zat yang digunakan sebagai pelumas harus mampu bertahan atau tidak
menguap pada suhu yang sangat tinggi. Agar dapat emenuhi
kebutuhan ini digunakanlah oli sebagai pelumas. Oli merupakan senyawa
hidrokarbon yang tersusun sekitar 36 atom karbon (C). Susunan rantai atom karbon
yang panjang inilah yang membuat oli memiliki titik didih yang tinggi hingga
300oC.
h. Titik Beku
Titik beku merupakan suhu pada
tekanan tertentu saat zat cair mulai berubah menjadi padat ketika suhu suatu
zat diturunkan. Misalnya air pada suhu 27oC pada tekanan 1 atmosfer
(atm) berwujud cair, tetapi saat suhu air diturunkan menjadi 0oC,
air akan berubah wujud menjadi padat. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa
titik
beku air adalah 0oC.
Pengetahuan tentang titik beku suatu
zat sangatlah penting, terutama untuk menentukan zat yang digunakan sebagai
pendingin mesin kendaraan bermotor. Di daerah dingin seperti di Alaska , suhu
saat musim dingin bisa mencapai -16,3 oC. Pada suhu ini tentu air
akan
membeku, termasuk air yang digunakan sebagai pendingin kendaraan bermotor,
sehingga dapat merusak mesin kendaraan. Oleh sebab itu, perlu adanya cairan
pendingin yang mampu mempertahankan wujudnya dalam bentuk cair meskipun pada
suhu yang sangat rendah.
Zat cair yang memenuhi syarat tersebut adalah senyawa etilen glikol, propilen glikol, dan gliserol sebagai pendingin mesin kendaraan bermotor. Molekul gliserol mampu membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan molekul air, sehingga titik beku campuran lebih rendah dari pada titik beku air. Campuran tersebut mampu mencegah pembentukan kristal es, meskipun suhu diturunkan hingga mencapai -37,8 oC. Karena itu, ketiga zat tersebut dikenal sebagai zat antibeku“antifreeze”.
PENUGASAN
Setelah kalian membaca materi diatas
Silahkan kalian kerjakan soal dibawah ini:
Jelaskan yang disebut dengan atom, partikel dan unsur dan berilah contohnya masing-masing
Kerjakan dibuku latihan dan dikumpulkan
Terima kasih
Wassalamuallaikum wr wb